Notification

×

Iklan

Iklan

Begini Cara Jurnalis Siantar Bernatal

16 Des 2018 | 11:21 WIB Last Updated 2019-01-02T02:45:28Z
Para jurnalis sesaat serahkan santunan ke Astika.
SIANTAR, GREENBERITA.com-Sejumlah jurnalis Siantar menuju dua lokasi berbeda pada Sabtu (15/12/2018) siang. Mereka naik sepeda motor masing-masing, ada yang membawa bingkisan.

Tak lama mereka tiba di rumah pasangan suami istri, Mujiman (67) dan Suratmi (66) di Jalan Hati Rongga, Nagori Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.

Di sana awak media yang rata-rata produktif dan masih muda itu menyambangi pasutri, punya anak laki-laki empat yang semuanya kondisi lumpuh.

Saat itu, empat anak mereka, ada yang dibaringkan di lantai semen dan juga duduk sembari dua tangan masing-masing menahan badan biar tak terjatuh.

Mereka adalah Suwito (38), Adi (30), Rian (25) dan Sanrol (23) lumpuh layu, tak bedanya dengan fisik bayi yang sedang belajar merangkak.

Untuk urusan makan, minum, ganti baju hingga hal yang berkaitan mandi, buang air besar atau kecil harus mengandalkan ayah dan ibunya.

Mujiman mengaku, dia memiliki lima orang anak laki-laki, satu di antaranya telah meninggal dunia karena demam tinggi.

Namun, kata Mujimin, ada empat orang anaknya perempuan, mereka tumbuh dan besar lebih beruntung. Tidak ada satu pun yang cacat.

"Sekarang sudah menikah dan dikarunia momongan," katanya, seraya menambahkan kehidupan semua anak perempuan dan menantunya masih pas-pasan.

Mujiman sendiri bekerja di salah satu doorsmeer di kawasan Tanjung Pinggir. Sang istri, Suratmi terpaksa di rumah mengurus anak-anaknya.

Suratmi bilang, saat lahir ke4 putranya lahir normal. Masalah muncul setelah mereka berusia dua bulan.

“Nggak tahu sakit apa. Dulu orang ini juga diimunisasi dan kuberi vitamin. Mereka semua tidak bisa kemana-mana. Mau makan, buang air kecil atau buang air besar, di sini sajalah (di lantai atau di tempat dibaringkan),” jelasnya.

Pasutri ini bersyukur saat para jurnalis muda itu memberikan bantuan sembako, bingkisan dalam semangat natal.

Usai di rumah pasutri ini, para jurnalis bergerak ke rumah
Ratna Tampubolon di Jalan Marihat Baris, Kelurahan BP Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, Siantar.

Ratna punya cucu perempuan, Astika (9), menderita pecah pembuluh darah sejak usia 11 bulan yang mengakibatkan mata sebelah kanan bengkak menghitam, yang membuat penglihatannya terganggu.

Astika sering mengeluh kesakitan. Terkadang pandangannya kabur. Penyakit Astika sudah menyebar hampir di seluruh bagian tubuhnya. Benjolan sebesar anggur sudah ada di tangan, kaki, dan punggungnya.

"Kadang benjolan di bagian mata itu bengkak, memerah sampai mengeluarkan darah," ungkap Ratna.

Ke sini para pemburu berita militan ini juga menyerahkan santunan.

"Ini kita berikan dalam rangka perayaan Natal wartawan se-Siantar pada 21 Desember 2018 di HKBP Sinta Nauli," kata Ketua Panitia Natal Wartawan Siantar, Tommy Simatupang. (red)