Notification

×

Iklan

Iklan

Peran Media Sebagai Promosi Pariwisata

3 Okt 2018 | 19:15 WIB Last Updated 2019-11-10T13:39:10Z
Green Media

Peran media massa dalam promosi pariwisata selayaknya diberi apresiasi. Hal ini dilakukan untuk memberi semangat pada media massa untuk terus mempromosikan pariwisata di Indonesia.

Kemampuan media massa untuk menyebarluaskan informasi inilah yang dilirik sebagai salah satu peluang pengembangan pariwisata. Dengan informasi yang dimuat dalam suatu media, masyarakat dapat mengetahui tempat-tempat pariwisata yang belum diketahui sebelumnya.

"Sudut pandang yang digunakan dalam penulisan berita atau artikel mengenai pariwisata bisa beraneka ragam, seperti alam, tujuan pariwisata atau pun kuliner", ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu saat ditemui setelah Acara Anugerah Pewarta Pariwisata Indonesia dan Green Hotel Award di Gedung Sapta Pesona.

Menurut catatan Carla Parengkuan, wakil dari Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) selaku ketua Dewan Juri, tahun ini ada 188 artikel media cetak, 34 judul tayangan televisi, 18 artikel media online,serta 11 judul reportase radio yang dinilai tahun ini. Penilaian dibagi atas kategori media cetak, media online, media elektronik televisi dan radio, serta penghargaan khusus.

Pemenang pertama untuk artikel media cetak dan media online dimenangkan oleh Majalah jalan-jalan dan kompas.com. Sementara untuk tayangan terbaik media televisi dan reportase media radio dimenangkan oleh Antara TV dan RRI. Penghargaan Khusus (Lifetime Achievement) untuk insan pers berdedikasi diberikan kepada Pemimpin Redaksi Pariwisata Indonesia, Arifin Hutabarat.

Selain anugerah untuk insan pers, Kemenparekraf juga memberikan penghargaan untuk hotel yang dinilai memperhatikan lingkungan hijau yakni Green Hotel Award. Pada penghargaan yang pertama kali diadakan ini, nyatanya masih banyak hotel yang belum memahami konsep green hotel. Green Hotel bukan berarti menanam pohon sebanyak-banyaknya di sekitar hotel. Penilaian dilakukan dengan melihat kinerja dan operasional bangunan serta komitmen pengelola dan pembangunan hotel.

Proses penilaian terdiri dari evaluasi formulir yang diisi pihak hotel, verifikasi data. Selanjutnya tim juri melakukan penilaian lapangan selama 4 bulan yang diteruskan dengan evaluasi dan tabulasi hasil penilaian. Untuk menentukan hotel yang layak dinilai, pihak juri menetapkan nilai standar. Hotel yang tidak memenuhi nilai standar tidak akan dinilai oleh juri. Sampai saat ini, hotel yang dinilai ialah hotel berbintang empat dan lima.

Hasil penjurian di bagi menjadi dua yakni 10 hotel yang layak bersaing dengan hotel di ASEAN, antara lain Matahari Beach Hotel Bali, Hotel Dharmawangsa Jakarta, Hotel Holiday Batam, serta Hotel Angsana Bintan. Sementara untuk penghargaan 14 Green Hotel Nasional anatara lain, Banyan Tree Hotel Bali, Banyan Tree Bintan, Sangrila Hotel Jakarta serta Sahid Lippo Cikarang, Bekasi.

Dengan apresiasi yang diberikan pemerintah bagi kedua bidang ini diharapkan, baik insan pers maupun hotel di Indonesia, semakin terpacu untuk memperbaiki kinerjanya serta berkontribusi untuk kemajuan pariwisata Indonesia.(Puskompub*)