Notification

×

Iklan

Iklan

Tapanuli Raya Dilanda Bencana Banjir, Korban Tewas Bertambah dan Ribuan Mengungsi

27 Nov 2025 | 10:30 WIB Last Updated 2025-11-27T03:30:56Z

Bencana Besar Terjang Tapanuli Raya, Puluhan Tewas dan Ribuan Rumah Rusak (27/11- photo ist/gb)

GREENBERITA.com– Cuaca ekstrem yang menghantam wilayah Sumatera Utara sejak 25 November 2025 memicu rangkaian bencana banjir dan longsor di sejumlah kabupaten di Tapanuli Raya yang menimbulkan korban jiwa serta kerusakan masif pada pemukiman dan infrastruktur. Empat kabupaten terdampak paling parah adalah Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.


Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa banjir yang terjadi dalam dua hari terakhir mengalir deras hingga menghantam rumah warga serta menyeret kendaraan dan berbagai infrastruktur.


“Arus air juga membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan, dan sampah rumah tangga,” kata Abdul melalui keterangan tertulisnya pada Rabu, 26 November 2025.


Bencana tersebut mengakibatkan korban meninggal dan ribuan rumah terdampak di berbagai wilayah. Dari Kabupaten Tapanuli Selatan dilaporkan delapan warga meninggal, 58 luka-luka, dan 2.851 warga terpaksa mengungsi. "Dari Tapanuli Selatan, banjir dan tanah longsor menyebabkan delapan warga meninggal dunia," kata Abdul.


Korban luka juga tercatat di Sibolga dan saat ini tengah mendapat perawatan medis. Abdul menegaskan bahwa pendataan sementara masih dapat berubah sesuai hasil kaji cepat di lapangan.


Sementara itu, data Polda Sumatera Utara mencatat empat warga di Tapanuli Tengah meninggal akibat bencana ini, serta lima warga di Sibolga turut menjadi korban.


"Data sementara 4 meninggal di Tapanuli Tengah, dan 5 di Sibolga. Selain itu, 2.543 kepala keluarga (KK) terdampak, 445 diantaranya mengungsi, serta sejumlah badan jalan terputus,” ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, Rabu 26 November 2025.


Ferry juga menyebut tiga orang tertimbun material longsor di Tapanuli Tengah dan empat lainnya masih dalam pencarian di Kota Sibolga. Polda Sumut mencatat 38 titik longsor dan 24 titik banjir terjadi di delapan kabupaten/kota di Sumut.


Di Batang Toru, Tapanuli Selatan, warga mengalami lumpuh total akibat kerusakan akses di tiga desa: Garoga, Huta Godang, dan Aek Ngadol. 


"Mayat korban banjir tidak bisa dimakamkan karena air masih tinggi dan tak bisa dilalui. Bantuan Bupati Tapsel dan Pemprov Sumut juga belum datang," kata Azis Hasibuan, warga setempat, seperti dilansir dari Tempo.


Kepala Puskesmas Batang Toru, Elida Batubara, melaporkan enam korban meninggal di kecamatan tersebut, dengan kemungkinan jumlah korban bertambah. Identitas korban antara lain Selvi; Tiurmeli Manalu bersama suaminya; Nurhafizah; Ros Siregar; dan satu korban belum teridentifikasi.


Di Tapanuli Utara, bencana ini merusak 50 rumah dan memutus dua jembatan penghubung. Tim BPBD merekomendasikan jalur alternatif Pangaribuan–Silantom sebagai akses sementara.


Adapun di Tapanuli Tengah, sebanyak 1.902 rumah terdampak banjir di sembilan kecamatan. BPBD telah mendirikan tenda pengungsian dan menyalurkan bantuan sembako kepada warga.


"Seluruh pendataan seperti jumlah warga dan wilayah terdampak bersifat sementara. Data masih berpotensi mengalami perkembangan sesuai dari hasil kaji cepat lanjutan di lapangan," ucap Abdul Muhari.


BNPB memastikan terus memantau situasi di wilayah Tapanuli Raya serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk percepatan penanganan darurat. Warga yang tinggal di lereng bukit, bantaran sungai, dan kawasan rawan longsor diimbau segera mengungsi apabila hujan deras berlangsung lebih dari satu jam.**(Gb-real/ferndt)