Potongan tubuh manusia ditemukan pada saat dilakukan pencarian, Jumat (30/4/2021). |
Humas Kantor Basarnas Medan, Sariman Sitorus mengatakan, potongan tubuh manusia ditemukan pada saat dilakukan pencarian, Jumat (30/4/2021). Pada pukul 13.10 WIB, ditemukan potongan badan, yaitu tangan kanan masih diduga bagian tubuh wanita dewasa.
Pada pukul 15.12 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan potongan tubuh lainnya di lokasi terjadinya longsor yaitu bagian kepala berjenis kelamin pria. |
"Data para korban masih belum didapatkan," kata Sariman.
Hujan deras yang melanda Tapanuli Selatan pada Kamis, 29 April 2021, menyebabkan terjadinya longsor di sekitar kawasan PLTA Batang Toru pukul 18.30 WIB. Longsor menerjang sebuah warung yang berada di kawasan PLTA Batang Toru.
"Sudah dapat tiga orang meninggal dunia, yaitu masyarakat terdiri dari satu perempuan, dan dua anak-anak," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan, Hotmatua Rambe.
Tiga korban meninggal dunia akibat tanah longsor tersebut telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sipirok. Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan belum bisa memastikan jumlah pasti korban tanah longsor.
"Karena tidak ada kesaksian di lapangan yang dapat memberikan keterangan. Namun kami akan terus lakukan pencarian," kata Kepala Bagian (Kabag) Humas (Pemkab) Tapanuli Selatan, Ismut Siregar.
Disampaikan Ismut, peristiwa tanah longsor tersebut berada di tanah rakyat atas nama D Siregar, dan di lokasi tersebut ada rumah yang ditempati seorang penjaga tanah bernama D Siregar bermarga Waruwu.
Akibat curah hujan yang cukup tinggi, sebagai tanggung jawab moral pihak manajemen PLTA Batang Toru, melalui NSHE dan Sinohydro, menuju lokasi tersebut dengan harapan pemilik rumah tersebut dapat meninggalkan lokasi akibat curah hujan yang cukup tinggi.
"Namun nasib nahas tiga orang karyawan telah mengalami korban akibat longsor tersebut, dan sampai saat ini masih dalam tahap pencarian," sebut Ismut.
Disampaikan Ismut, kejadian ini murni bencana alam akibat tingginya curah hujan selama 3 hari berturut-turut, sehingga kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan aktivitas di PLTA Batang Toru.
"Murni bencana alam," ujarnya.
Tapsel beresiko longsor dari sedang hingga tinggi menurut BNPB |
Laporan tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, terkait bencana tanah longsor yang terjadi di lokasi proyek pembangunan PLTA Batang Toru, Desa Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan bersama TNI, Polri, serta tim gabungan masih melakukan pencarian korban yang tertimbun longsor hingga saat ini menggunakan alat berat.
“Selain itu, kerugian materil akibat peristiwa tersebut masih dalam pencatatan lebih lanjut oleh BPBD setempat,” kata Raditya, dalam keterangan di rilis liputan6.com
BNPB mengimbau bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana yang dipicu oleh faktor cuaca dengan melakukan rencana mitigasi dan kesiapsiagaan, sesuai potensi bencana yang ada di wilayahnya.
(GB-RIZAL/REL)