Notification

×

Iklan

Iklan

Elang Laut Dada Putih Dilepas Liarkan Jaga Keseimbangan Lingkungan

26 Mei 2021 | 21:47 WIB Last Updated 2021-05-26T14:47:14Z

Burung Elang Laut Dada Putih (Haliaeetus leucogaster)

BANGKABELITUNG, GREENBERITA.com -
Guna melestarikan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup, Kementerian Lingkungan Hidup melakukan pelepas liaran spesies Elang Laut Dada Putih.


Kegiatan yang dilakukan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) bersama dengan Kapolda Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel), Dirjen Penegakan Hukum LHK, dan Wakil Gubernur Kep. Babel melepasliarkan 2 (dua) pasang Elang Laut Dada Putih (Halieetus leucogaster), pada Senin (24/5) di kawasan Hutan Lindung Mangrove Munjang (areal HKm Gempa 01), Bangka Tengah. Turut serta dalam pelepasliaran ini adalah Bupati Bangka Tengah, dan Direktur Utama PT Timah Tbk. 


Keempat individu satwa yang diberi nama Gab, Bek, Par, dan Pad tersebut berasal dari hasil penyerahan sukarela masyarakat Gabek, Pangkal Pinang dan Parit Padang, Sungailiat, Provinsi Kep. Bangka Belitung. 


Burung Elang Laut Dada Putih (Haliaeetus leucogaster) merupakan salah satu jenis burung yang dilindungi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018. Wilayah sebarannya berada di Kepulauan Karimunjawa, Sumatra, Bangka Belitung, Kalimantan, Jawa, dan Kepulauan Maratua. 


Kepala Balai KSDA Sumatera Selatan, Ujang Wisnu Barata, menyatakan bahwa sebelum dilepasliarkan, satwa dilindungi tersebut telah melalui proses rehabilitasi selama 18 (delapan belas) bulan di Pusat Penyelamatan Satwa Yayasan ALOBI. 


Selanjutnya setelah melalui proses habituasi selama 1 (satu) bulan di lokasi pelepasliaran, keempat individu satwa tersebut kemudian dinyatakan sehat dan layak dilepasliarkan berdasarkan Surat Kesehatan Hewan Nomor 029/SKL-SKKH/LK-PPS/IV/2021 tanggal 22 April 2021. 


Dirjen KSDAE, Wiratno mengatakan, "Yayasan ALOBI telah membantu melepasliarkan sebanyak 7122 individu satwa, yaitu 136 individu satwa mamalia, 6740 individu Burung, dan 246 individu Reptil sejak tahun 2014. Kepedulian tersebut, kemudian diperkuat melalui kerjasama dengan Balai KSDA Sumatera Selatan mulai tahun 2018. Kita ini bukan penguasa alam, manusia bukan penguasa bumi, dia hanya salah satu tamu, oleh karena itu manusia harus menjaga etika aturan yang ditetapkan oleh bumi." 


Kegiatan yang diinisiasi oleh BKSDA Sumatera Selatan dengan dukungan Yayasan Animal Lovers Bangka Indonesia (ALOBI) dalam rangka rangkaian International Day for Biological Diversity ini sekaligus menjadi sarana edukasi dan publikasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, pelestarian satwa, dan daya dukung kawasan konservasi sebagai habitat satwa yang merupakan implementasi dari program Kementerian LHK “Living in Harmony with Nature: Melestarikan Satwa Liar Milik Negara”. 


Sebelumnya dalam rangkaian program ini, pada tanggal 22 Mei, telah dilepasliarkan sebanyak 2 (dua) individu Ayam Jembang (Lophura ignita) berjenis kelamin jantan dan sepasang Bajing Tiga Warna (Callosciurus prevostii) di kawasan Taman Nasional Gunung Maras. 


"Keberadaan satwa ini penting bagi kita, apalagi sebagai public international concern. Kita dapat mendorong pencegahan dengan memberikan penyadaran kepada masyarakat, melibatkan masyarakat dalam pengamanan kawasan hutan. Kejahatan terjadi karena bisa saja mereka tidak tahu, sehingga kita berikan upaya penyadaran tersebut”, kata Dirjen Gakkum LHK, Rasio Ridho Sani. 


"Melestarikan hutan termasuk di dalamnya tumbuhan dan satwa baik itu di Taman Nasional Gunung Maras maupun di berbagai tempat konservasi lainnya harus kita gelorakan, agar masyarakat tahu manfaat akan pentingnya kelestarian hutan”, ujar Kapolda Kep. Babel, Anang Syarif. 


Menyambung agenda setelah pelepasliaran,  dilakukan talkshow dengan mengambil tema “Taman Nasional Gunung Maras sebagai Tempat Hidup Tumbuhan dan Satwa Endemik Pulau Bangka” yang dikemas dengan menghadirkan sebanyak 10 (sepuluh) panelis dari berbagai unsur. Acara ini selain dihadiri secara langsung, juga dihadiri secara virtual oleh ± 150 peserta. 


Menutup rangkaian acara, Dirjen KSDAE memberikan penghargaan kepada 16 (enam belas) institusi/ individu/ komunitas yang berperan aktif dalam mendukung konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati di Provinsi Kep. Babel sebagai bentuk reward and mentorship.(*)