Notification

×

Iklan

Iklan

Penebangan Hutan Terus Terjadi Secara Masif di Tele, Samosir Terancam Bencana

27 Mar 2019 | 13:26 WIB Last Updated 2019-11-10T13:35:09Z
Penebangan Hutan dilakuakn secara masif diHutan Tele
SAMOSIR,GREENBERITA.com - Penebangan hutan ternyata masih terus terjadi secara masif atau dilakukan secara besar dengan skala yang luas di Hutan Tele, khususnya di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.

Hal itu terungkap ketika seorang wartawan yang tergabung dalam IWO (Ikatan Wartawan Online ) Samosir yang melakukan investigasi ke Desa Partungkonaginjang, Kecamatan Harian pada Senin, (25/3/2019).

"Telah terjadi penebangan hutan di Desa Partungkonaginjang dan masih di daerah Samosir. Bila ditarik garis lurus, lokasi penebangan hanya sekitar 2 kilometer dari curaman Danau Toba, padahal area itu adalah daerah resapan air bila curah hujan tinggi untuk mencegah longsor di bawahnya," ujar Jabarang Simbolon, jurnalis yang kritis terhadap lingkungan Samosir.

Menurutnya, pada jaman penjajahan Belanda saja tidak pernah melakukan penebangan didaerah curaman yang sangat riskan dengan bencana longsor dan banjing bandang. "Belanda saja tidak pernah mengganggu hutan ditempat seperti itu, masa kita warga sendiri melakukannya untuk kepentingan pribadi dan sesaat.? Jangan karena ada ijin dari Kementrian Kehutanan, lantas kita langsung menebangi begitus aja, karena yang merasakan akibatnya adalah kita semua yang dibawah ini nantinya," tegas Jabarang.

Penebangan Hutan Tele pada Senin, (25/3/2019)
Ketika hal itu dikonfirmasi greenberita.com kepada Bupati Samosir pada Rabu,(27/3/2019) melalui selulernya, Bupati Rapidin Simbolon membenarkannya.
"Toho, ahu pe nunga sian i, (Benar, saya pun sudah dari sana, red). Ijin diberikan oleh Kehutanan (dinas, red) untuk enclave marga Sinaga dan dijual kepada seseorang. Secara pribadi dan melalui institusi Pemkab Samosir tidak setuju dengan kegiatan ini...hancurrrrrr daraeh penyangga danau toba, hentikan sekarang juga..!" Tegas Bupati Samosir Rapidin Simbolonn.

Rapidin Simbolon menambahkan bahwa daerah itu bukanlah dwilayah APL (Area Penggunaan Lain) milik Pemkab Samosir, sembari berharap seluruh elemen bersatu mencegahnya. "Saya minta mari seluruh elemen masyarakat untuk menuntutnya. Satukan langkah untuk menyelamatkan danau toba," pungkas Rapidin Simbolon.

Beberapa waktu yang lalu, penebangan hutan juga terjadi di Hutan Tele, yang merupakan kawasan hutan yang masih terjaga kelengkapan biotanya di Samosir. 
Aksi illegal logging atau penebangan liar terjadi di kawasan hutan di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, pada Kamis (10/1/2019). 

Namun disayangkan, sejumlah pelaku yang sudah sempat diamankan tim dari unsur pimpinan Kecamatan Harian, berhasil kabur. 
Camat Harian, Roberthon Manik mengatakan, penebangan liar ini diketahui dari laporan warga tentang aktivitas itu di areal penggunaan lain (APL) hutan Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian. Berdasarkan laporan itu, pejabat unsur pimpian kecamatan termasuk kepolisian dan TNI turun ke lokasi pada Kamis siang.


Padahal sebelumnya diberitakan akibat Tingginya curah hujan mengakibatkan lebih dari 5 hektar lahan atau areal pertanian di tiga desa, yakni Desa Sarimarrihit, Desa Habeahan Naburahan, dan Desa Aek Sipitudai, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir dihantam banjir bandang pada Kamis (21/3/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.

Camat Sianjur Mula-mula, Rudi Sitorus, ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan peristiwa itu. Dia menyampaikan, lahan yang terkena dampak banjir rata-rata tanaman padi dengan umur tanam sekitar 2 bulan.

"Banjir terjadi akibat curah hujan yang cukup deras, dan menghantam sekitar 5 hektar lahan pertanian padi dengan umur tanam 2 bulan," terang Rudi.
(green-ft)