Notification

×

Iklan

Iklan

Goretan Pena Talise Untuk Pengurus IWO Se – Indonesia

12 Mar 2019 | 09:37 WIB Last Updated 2019-11-10T13:46:45Z
SORONG, GREENBERITA.com – Kata dari Sambutan Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO)  pusat Jodhi Widono saat Rakornas IWO se Indonesia di depok,  Jakarta, Selasa 12 Maret 2019, sontak membuatnya harus menuliskan beberapa paragraf sebelum harus beristirahat setelah bergumul dalam tugas seorang kepala rumah tangga.

Tapi sebelumnya saya memohon maaf atas ketidakhadiran saya dalam Rakornas yang dilaksanakan tersebut.  Tetapi,  kerinduan saya terhadap seluruh pengurus IWO seluruh Indonesia begitu besar.  Saya menunggu momentum ini sebagai bagian dari ucapan terimakasih saya yang sudah membantu memulihkan dan menyemangati kami saat musibah gempa,  tsunami dan likuifaksi pada 28 September 2018.

Meski tragedi duka ini terjadi 6 bulan yang lalu, namun duka ini masih terselip dalam sanubari.  Bagaimana tidak,  harta serta 16 keluarga saya habis ditelan oleh bumi.  Apalagi ditambah dengan kondisi yang tak pasti berkaitan dengan penyediaan hunian tetap dan dana stimulan rumah rusak tak jelas adanya.  Saya sampai saat ini masih berada ditenda pengungsian,  menunggu penyediaan huntara Pemerintah dan relawan lainnya.

Sebenarnya untuk mendapatkan Huntara (hunian sementara) 3X3,5 meter saya bisa melakukannya dengan intervensi ke pejabat yang menjadi sahabat dan relasi selama ini.  Apalagi dengan jabatan sebagai Ketua IWO Sulteng. Namun,  saya menolak melakukan itu karena ingin meresapi bagaimana rasanya menjadi seorang pengungsi. Saya ingin menikmati perjuangansebagai rakyat.  Karena saya sangat yakin,  menjadi pengungsi adalah sekali seumur hidup.

Namun cerita sedih ini bukan jadi utamanya.  Saya hanya ingin menceritakan sebuah kerinduan dan ungkapan terimakasih atas kepedulian saudaraku semua di IWO.  Saya begitu senang berada di organisasi ini. IWO bukan hanya sekedar organisasi wartawan,  melainkan organisasi kemanusiaan yang kerap hadir menolong dan membantu saudara mereka yang tertimpa musibah.

Saya merasakan itu secara langsung,  bagaimana seorang Jodhi Yudono dan pengurus IWO pusat, bang Fikri di IWO Waykanan,  Fino di Waykanan dan seluruh pengurus IWO yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu hadir ditengah ketidakberdayaan. Begitu pun saya hadir ditengah ketidakberdayaan musibah banjir di Makasaar Sulsel,  dan tsunami di Banten.  Apa yang kita lakukan adalah bentuk kemanusiaan yang menjadi ujung tombak persaudaraan dan kekuatan IWO kedepan.

IWO adalah rumah bagi kita semua, termasuk diri saya.  Dan Rakornas menjadi kekuatan baru untuk melahirkan bukan hanya kualitas wartawan yang perlu ditingkatkan, Melainkan kepekaan naluri kemanusiaan.  Karena apalah arti seorang wartawan jika hatinya mati.

Satu petikan kalimat bang Jodhi yang membuat saya menguat disini adalah ketika urusan kemanusiaan disentuh dan dimasukan dalam program kedepan dalam Rakornas.

“Bangsa ini sekarang sudah kehilangan kasih sayang. IWO akan membangunan persaudaraan dan peradaban. Melalui forum Rakernas ini saya tegaskan bahwa IWO peduli dengan kemanusiaan. Kita wartawan, tapi jangan lupa kemanusiaan,” kata Jodhi melalui sambutannnya yang disambut dengan riuh tepuk tangan peserta.

Selamat berkongres sahabatku.  Semoga hati kita tidak mati.  Dan kekuatan IWO se Indonesia semakin menjadi harapan wartawan online.

Salam hormat untuk seluruh pengurus IWO se Indonesia.  Oleh : Andri Gultom, Ketua PW IWO Sulteng/pengungsian tenda putih di Talise.
@monitorpapua.com