Ketua BPD Pallombuan Stephan Sinaga (photo greenberita/ferndt)
GREENBERITA.com- Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan pembangunan Daerah Tujuan Wisata baru atau DTW di Desa Pallombuan Kecamatan Palipi dengan menggunakan dana APBD 2024 yang membelanjakan uang rakyat sekitar Rp 7 miliar.
Namun belum lagi DTW tersebut diresmikan, Air Danau Toba telah menggenangi beberapa ruas bangunan tersebut dari mulai trotoar jogging trek wisata, lokasi gazebo atau peristirahatan di pinggir pantai tersebut serta adanya retakan di beberapa ruas bangunan.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Budaya & Pariwisata Kabupaten Samosir Tetty Naibaho menyatakan akan meresmikan DTW tersebut pada bulan Juni 2025, walaupun pengamatan greenberita lokasi DTW Pallombuan masih tergenang Air Danau Toba. Dirinya menyatakan akan menggelar beberapa events pada saat peresmian DTW tersebut.
"Kita akan melakukan persemian bulan Juni, lagi pembersihan (walaupun masih tergenang air Danau Toba, red) sambil melakukan beberapa events di sana," ujar Tetty Naibaho kepada greenberita pada Selasa, 13 Mei 2026.
Terkait perencanaan dan perhitungan sebelum pembangunan lokasi DTW Pallombuan tersebut sehingga dapat terhindar dari kenaikan permukaan air Danau Toba, Tetty mengaku telah melakukan survey dengan pemerintah desa sebelumnya.
"Kita udah survey dengan pemerintah desa yang telah bertahun-tahun tinggal di sana, tidak pernah air setinggi itu, jadi di patok lah di lokasi itu jogging treknya," ungkap Tetty Naibaho.
Namun pernyataan Kadis Pariwisata Samosir dibantah Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pallombuan, Stephan Sinaga serta Penjabat (Pj) Kepala Desa Pallombuan Irwandi Manik. Kedua pejabat desa ini mengaku tidak pernah diajak berkomunikasi dan dilibatkan dalam pembangunan DTW tersebut sejak awal walaupun telah diberikan masukan tentang kenaikan air danau Toba.
"Keterlibatan masyarakat kami melihat kurang di libatkan, nggak di libatkan masyarakatnya, artinya diskusi diskusi tentang DTW Pallombuan ini kurang, itu maksudnya," ujar Ketua BPD Pallombuan Stephan Sinaga kepada greenberita pada 28 April 2025.
Ketika dikonfirmasi atas kualitas dan hasil pembangunan DTW Pallombuan tersebut, Stephan Sinaga dengan tegas menyatakan hasilnya kurang memuaskan.
"Kalau kami melihat dari segi perencanaannya, pertama dari segi perencanaannya kalau saya lihat ada perencanaan yang gagal menurut saya di situ, artinya jalan yang di pinggir pantai seharusnya tidak seperti itu kalau perencanaannya bagus begitu, harusnya di buat beronjong dulu di pinggirnya atau jalannya di naikkan seperti itu," tutur Stephan Sinaga.
Menurutnya, dengan anggaran sebesar Rp 7 miliar, masyarakat menganggap kualitas bangunan tidak sesuai ekspektasi warga.
"Sepintas saja mendengar keluhan keluhan masyarakat, banyak yang kecewa karena hasil bangunan itu maksudnya dengan dana sebesar (Rp 7 miliar, red) itu harusnya bangunannya tidak seperti itu lagi," jelasnya dengan nada kecewa.
Sebagai Ketua BPD, pihaknya mengaku tidak pernah diajak berdiskusi oleh pemenang kontrak pembangunan DTW Pallombuan tersebut. "Kami belum pernah diajak berdiskusi tentang situasi di pantai Danau Toba tersebut," ujar Stephan.
Pada dasarnya masyarakat Desa Pallombuan dari awal sangat mendukung adanya DTW Pallombuan dan berharap DTW ini dapat menjadi salah satu untuk penambah mata pencaharian masyarakat.
"Tapi faktanya sekarang seperti inilah tidak ada yang bisa kita manfaatkan seperti itu, semoga dinas dinas terkait bisa membenahi lagi sehingga DTW ini benar benar bisa di manfaatkan oleh masyarakat untuk pertumbuhan ekonomi khusunya di desa Pallombuan ini," harap Stephan Sinaga.
Dirinya mengaku pernah menyampaikan kepada dinas atau pelaksana bahwa akan ada waktu air danau Toba akan naik.
"Pernah, saya pernah katakan bahwa bagaimana bila air Danau Toba naik nanti, lalu orang itu menjawab ini sebentar lagi turun air ini katanya, padahal ketika itu sudah ada indikasi air sudah naik ya, tapi masih di teruskan juga pembangunannya," ungkap Stephan Sinaga.
Sementara itu, Pj Kades Pallombuan Irwandi Manik.melihat ada beberapa sisi bangunan DTW Pallombuan yang sudah retak-retak walaupun baru dibangun.
"Saya memang tidak mengerti teknik tapi saya lihat itu bangunannya sudah retak-retak, apa itu jalan yang tenggelam itu sudah retak-retak," ungkap Irwandi Manik.
Dirinya menilai dengan pagu anggaran sebesar Rp 7 miliar, hasil pembangunan DTW Pallombuan dinilai kurang memuaskan.
"Ya, kalau bangunannya kalau secara bangunan ya dengan dana segitu kurang rapi," pungkas Irwandi Manik.*** (Gb-Ferndt01)