Notification

×

Iklan

Iklan

Indahnya Untaian Tulisan 10 Puisi dari Pulo Lasman Simanjuntak

14 Mar 2024 | 20:14 WIB Last Updated 2024-03-14T13:14:04Z
Penyair dari Kota Jakarta Pulo Lasman Simanjuntak 
:(gb/doc/ist)


GREENBERITA.com- Pulo Lasman Simanjuntak seorang putra Batak lahir di Surabaya pada 20 Juni 1961. 


Tulisan puisinya pertama kali berjudul Ibunda dimuat di Harian Umum KOMPAS pada Juli 1977.

Setelah itu karya puisinya sejak tahun 1980 sampai tahun 2024 telah dimuat di 23 media cetak baik koran, suratkabar mingguan, dan majalah serta tayang dipublish di 164 media online dan majalah digital baik di Indonesia maupun di Malaysia.

Karya puisinya juga telah dipublikasikan ke negara Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh dan India.

Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul 'Meditasi Batu'. 

Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 27 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.

Berikut adalah 10 puisi pilihan terbaik dari sang Pulo Lasman Simanjuntak yang diterima Greenberita pada Kamis, 14 Maret 2024:


1. RUMAH PERSUNGUTAN 
episode kedua

rumah batu di tubuh kota
di dalamnya telah tumbuh sebilah pisau
untuk memutilasi kesunyian
keluh kesah 
dari tingkap-tingkap langit
semoga turun hujan berkat

kini cuaca semakin
berwajah garang
turunkan api belerang
tiap hari hanya ada
satu suara putus asa : 
bunuh diri !

rumah batu di kulit-kulit kota
selalu saja menjelma
jadi ratusan persungutan kekal
dilontarkan dari atas ranjang
tanpa ada lagi persetubuhan
lantaran janinnya selalu kelaparan 
dahaga di padang kering kerontang

rumah batu tanpa jendela hati
pintunya selalu menuju kematian abadi 
karena di sana telah dihuni
perempuan molek 
dari tanah het, sidon, dan moab
selalu tawarkan kemurtadan

jadilah sajakku terjebak
tanpa mata dan telinga
hanya terhibur
pada tiga belas penderitaan
para rasul
pasrah ataukah-
berserah
pesan pandita 
yang hilang entah kemana
menunggu setia
paket malaikat 
dari sorga 

(Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024)

2. MANDI DI KETIAK SAWAH

mandi di ketiak sawah
seperti kita memburu waktu
seekor ikan gabus tak lincah
berenang dalam lumpur rahimmu

lama engkau tanam benih padi
dalam perutku yang kian tua
namun tetap berbuah

seperti karungan beras dan gabah itu
bukan lagi milik petani miskin
atau penyanyi dangdut 
yang bergoyang
tiap pagi 
di pintu masuk desa

( Lamongan,Jawa Timur,13 Maret 2016)

3. KETIKA SUARA TUHAN DIHEMPASKAN

ketika suara Tuhan dihempaskan
liang kubur telah dihembuskan
digali di hamparan tanah granit rumah ibadah
saat jasadmu masih terbaring angkuh
sekeras masa lalumu

ketika suara Tuhan dihempaskan
seratus virus maut langsung tumbuh
berkembangbiak dengan cepat
bahkan terbang tanpa bisa dilihat kasat mata

ketikannya suara Tuhan dihempaskan
nyanyian kesaksian terus berkepanjangan
di bawah mimbar disirami karangan bunga
terjerumus jadi malapetaka untuk jemaah
karena orang-orang rajin berpelukan
untuk menuju ke dunia orang mati

( Jatinegara, Jakarta 20 Juni 2021)

4. TERJUNGKAL

sepasang pengantin mandul
sepakat sampaikan keluh kesah
sampai tembus ke bait suci di sorga
pekan kedua yang membawa berkah
ditelan sepotong daging hujan ramah
yang menyusup ke dalam perut rumah
nyaris kelaparan siapa mau disapa
akar kejahatan tumbuh berubah warna
ataukah harus kuhisap air tanah
genteng hunian permukiman berserakan
serta bau dinamo terbakar
belum selesai untuk ditelan
sampai berdarah-darah

(Pamulang, 11 April 2022)

5. PENYAIR TAK BERKUTIK

penyair sedang mandi di atas permukaan air danau berlapiskan kayu sambil menulis puisi
berita musim kemarau dan kantong kemiskinan
yang mulai merambah di atas genteng rumah
semula tak gelisah; saat bertukar sapa dengan lelaki separuh baya sedang puasa dari sebuah hotel yang senang bercumbu dengan virus corona dan berkelamin bersama deretan mobil hitam datang dari benua antartika

setelah bertelepon dengan bengkel kaki-kaki si penyair masih rajin memandang matahari yang kian terik sampai tiba pengembara liar membawa kabar duka tanpa tangisan layaknya bayi yang baru dilahirkan dini hari tadi

“tenang saja, jangan panik, simpanan di layar komputer bank masih aman untuk bisa menusuk jantungmu yang dilapisi emas enam gram dalam saku celana,” katanya sambil meraih tangan penyair untuk bersiap terbang menuju jembatan layang pinggiran kota

selesailah perjalanan penyair sampai sore hari
diakhiri dengan perkelahian dalam botol alkohol
serta melunasi hutangnya di hamparan meja makan

(Pamulang, 5 April 2022)


6. RUMAH TANPA TUMBUH PEPOHONAN

rumah tanpa tumbuh pepohonan
kini dipeluk semak belukar
diperut rumah yang juga 
kian mengecil
muntah seribu dosa kelaparan
yang ganjil

bahkan berulangkali 
jendelanya yang rapuh
tempat tidur kucing liar
tempat bersenggama kecoa menjijikan

menjelma jadi tangan sedekah
sangat memalukan
padahal ia pelayan tuhan
telah dibebastugaskan 
seperti budak di negeri terasing

rumah tanpa tumbuh pepohonan
setiap hari persiapan
selalu rajin mencari sesuap nasi basi
dari mata lelaki tanpa alas kaki
disodorkan mata uang recehan
selalu kekeringan

di hamparan pekarangan rumah
basah air tanah
kemarau pun sering pecah
betapa makin susah
merambat di negeri paling korupsi
disebar hati yang keji

(Jakarta,  2023/2024)


7. SEKARUNG BERAS MENYUSUP DALAM SAJAKKU

pada malam mengerikan
kutulis kidung panjang
di atas hamparan batu roti
hari-hari tanpa sinar matahari

karena esok laut dan langit
semakin terbenam
menunggu di tepi waktu
yang sangat melelahkan
tak mampu bernyanyi sion
dengan rebana dan kecapi

untuk kembali menjual 
angan-angan palsu
di lapak pinggir jalan
nyaris tanpa suara lamban

saat angin sakal tak bertiup
ke arah jendela dunia sunyi
terlilit tali orang mati

hanya terdengar dari ruang doa ini
gesekan besi di telinga kiri
adikku yang jenaka
membawa sekarung beras
menyusup dalam barisan sajakku
yang tak kunjung selesai
kutulis dengan tinta airmata

sampai nanti kubacakan
di lantai kaca
di ujung akhir zaman
masa kesesakan 
direbus api penderitaan

 (Jakarta, 2023/2024) 


8. UTANG DALAM RAHIM IBU

utang dalam rahim ibu
lahirkan bayi-bayi kembar
kurang gizi dan nutrisi

padahal harus ditebus
dengan angka lima digit
bila dikalkulasi menjadi
ribuan triliun rupiah

terkurung dalam sangkar besi
maka terlihatlah dari sini
wajah pucat pasi
menunggu kepastian
pelunasan bunga berduri
sampai dinihari tadi

para pakar hukum filsafat berpesan berulangkali,
janin bayi harus segera ditanam lagi

haramkan perkawinan dini
karena harus bertempur
di sumur-sumur subur
bangsa tirai bambu ikut menabur

koruptor dan pengali
tanah kubur
membanting harga sandang dan pangan
(baca : beras makin mahal !)
saling berkejaran di bursa saham

orang-orang pinggiran
mati menggelepar
ditusuk pisau kelaparan

aneh, sajakku ikut terkapar !

(Jakarta, 2023/2024)


9. SAYA BUTUH SEBUAH SEPEDA MOTOR TUA 

saya butuh sebuah sepeda motor tua 
malam ini juga kawan
dengan lampu depan dapat jadi tiang api
ketika menempuh perjalanan ribuan kilometer 
diiringi bunyi stater otomatis 
selalu  tak pulas bayar pajak stnk-nya

dapat mewartakan kemacetan lalu lintas, menerobos kerumunan orang-orang berhala,
para calo motor yang tiba-tiba pandai baca puisi
serta orang-orang miskin di perempatan jalan
bernyanyi tentang rembulan dalam cawan penderitaan 
kecelakaan anak-anak jalanan 

saya butuh sebuah sepeda motor tua
subuh ini juga kawan
yang mesinnya pecah terbelah dua
sampai olinya yang hitam 
merembes masuk
ke dalam paru-paru bumi khatulistiwa
bahkan harganya selalu kalah bersaing 
dengan berita viral ;
tentang penembakan sadis di kebun binatang tanpa cctv
tanpa darah,  tangisan duka cita ditidurkan di peti mati

saya butuh sebuah sepeda motor tua
pagi jelang siang ini juga kawan
dengan kapasitas 100 cc sampai 110 cc
untuk kembali menempuh perjalanan rohani dua puluh tiga abad
serta dapat parkir nyaman di atas sprei ranjang pengantin mandul
persis di pintu masuk benua antartika 

oi, saya masih butuh sebuah sepeda motor tua
setua sajak ini

(Pamulang, Senin, 25 Juli 2022)


10. EMPAT PULUH LIMA TAHUN BERJALAN  BERSAMA PUJANGGA CHAIRIL ANWAR


-persembahan buat  almarhum penyair lazuardi adi sage -

empat puluh lima tahun berjalan 
bersama pujangga chairil anwar 
di sebuah hunian kesenian tua
dalam kota megapolitan

aku masih menulis imajinasi onani
dengan huruf-huruf insomnia 
dalam tubuh gitar akustik
bergaya penyair tua 

seperti mau membuka kebun tembakau
dalam hamparan tanah
larik-larik puisi yang bernas 
sangat puitik

sambil engkau perkenalkan perempuan (perawan ? ) yang diundang menonton kesaksian puteri tunggal chairil anwar dari karawang
berjalan ke podium dengan kedua kaki buta 

selesai bernyanyi dengan muka garang
lalu kutulis "aku ini binatang jalang dari kumpulannya aku terbuang, luka dan bisa kubawa berlari, berlari hingga hilang, pedih perih..." 

segera kusiarkan di majalah hiburan (bukan sastra!)
mungkin engkau tak sempat membacanya 
kawan tak sebangku kandidat bakaloreat
karena usai bertemu di seberang showroom
mobil eropa suatu pagi
engkau sebenarnya
telah turun ke dunia orang mati 

(Pamulang, Senin , 25 Juli 2022)


Penulis: Pulo Lasman Simanjuntak