Notification

×

Iklan

Iklan

Bupati Samosir Minta Warga KDT Lestarikan Ulos Sebagai Legacy Bernilai Tinggi

12 Okt 2021 | 21:50 WIB Last Updated 2021-10-12T14:50:04Z

Kadis Budpora Samosir Waston Simbolon Membacakan Sambutan Bupati Samosir, Selasa (12/10/2021)

SAMOSIR, GREENBERITA.com
- Bupati Samosir meminta seluruh masyarakat Batak untuk melestarikan ulos sebagai Legacy yang bernilai tinggi dan harus dijaga kelestariannya.


Hal tersebut disampaikan Bupati Samosir melalui Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Budpora) Kabupaten Samosir Waston Simbolon ketika membuka kegiatan Pemberdayaan Pengrajin Ulos di Kawasan Danau Toba yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Wilayah Aceh dan Sumatera Utara bekerjasama dengan Pemkab Samosir di Huta Sitohang, Desa Lumbansuhi Toruan, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir pada Selasa, 12 Oktober 2021.


"Sebagai warga yang tinggal di Kawasan Danau Toba, sudah menjadi kewajiban kita menjaga dan melestarikan kekayaan warisan budaya para leluhur kita," ujar Waston Simbolon membacakan sambutan Bupati Samosir.


Dia juga meminta setiap orang Batak untuk tidak membiarkan warisan budaya Batak tidak hilang dan tergerus ditengah era modernisasi dan teknologi tinggi.


"Kebudayaan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki ribuan warisan budaya yang kaya akan seni dan dikagumi banyak bangsa, dan sebagai ahli waris kita harus menyadari bahwa kebudayaan adalah harta yang tidak tergantikan," pungkas Waston Simbolon.


Dalam kegiatan ini, para pengrajin di Kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata super prioritas dan Toba Caldera diberikan pelatihan khusus proses pewarnaan alami, manirat dan menenun ulos.


Kegiatan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Wilayah Aceh dan Sumatera Utara yang bekerjasama dengan Pemkab Samosir ini dilakukan sebagai upaya pengembangan, pengelolaan dan pelestarian keragaman budaya lokal khususnya ulos sebagai warisan budaya batak dalam pemajuan kebudayaan Indonesia.


Pernyataan ini disampaikan Peneliti Madya BPNB Aceh dan Sumut, Essi Hermaliza, M.Pd pada sambutannya ditengah pengunjung dan pengrajin tonun ulos.


"Dengan kegiatan ini, kita harapkan para pengrajin komunitas partonun menjadi pelaku ekonomi kreatif di kawasan Danau Toba khususnya di Kabupaten Samosir," ujar Essi Hermaliza.


Dia juga meminta para pegiat dan pemerhati budaya khususnya generasi muda menjadi pebisnis tenun ulos yang bernilai ekonomi.


"Sehingga dapat menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan para penenun dengan profesi nya ini yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat komunitas pengrajin ulos," pungkasnya.


Sementara itu, Kurator Kegiatan Pemberdayaan Pengrajin di Kawasan Danau Toba, Tetti Naibaho, S.Sos menyatakan bahwa kegiatan pemberdayaan pengrajin di Samosir ini dilakukan berbagai kegiatan selama 6 hari yaitu workshop dengan telisik pewarnaan alami dan manirat ulos dari tanggal 11-16 Oktober 202.


"Dengan peserta 50 orang partonun yang berasal dari Kabupaten Toba, Humbahas, Tapanuli Utara dan Samosir," ujar Tetti Naibaho.


Lalu ada Gala Tenun dengan menenun Ulos Mangiring dengan peserta 4 Kabupaten, Pemeran dan Edukasi Ulos dari masa ke masa tanggal 29-30 Oktober 2021 di ruang pameran TB Silalahi Center di Kabupaten Toba serta kompetisi desain dan fashion busana motif ulos diikuti desainer lokal dari 4 kabupaten dilaksanakan 30 Oktober 2021 di Geosite Huta Ginjang Kabupaten Tapanuli Utara.


"Kita berharap kegiatan ini juga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk turut aktif melestarikan, mengelola, mengembangkan dan memanfaatkan tenun dan ulos sebagai warisan budaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat," pungkas Tetti Naibaho.


Turut hadir pada kegiatan ini Bupati Samosir diwakili Kadis Budpora Waston Simbolon, Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir dan Ketua PKK Samosir Ny Artha Sitanggang br Situmorang, Mewakili Pemkab Tapanuli Utara, Humbahas, Toba.


Juga hadir Ketua Harian Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark, Mangindar Simbolon dan Pemerhati Ulos dan Budaya Danau Toba, Ria Gurning dan Kepala Desa Lumbansuhi Toruan Raja Simarmata dan puluhan pengrajin Ulos Samosir yang menyajikan lagu "Las Rohaku Martonun."


(GB-ferndt01)