Notification

×

Iklan

Iklan

Penggiat Budaya Gelar Upacara Hahomion Pangelekan Tao Toba

1 Des 2018 | 12:39 WIB Last Updated 2019-11-10T13:37:51Z
Ritual Pangelekan Tao Toba | foto: Martha Hutapea
SIMALUNGUN, GREENBERITA.com - Para Penggiat budaya khususnya Penggiat Hahomion, menggelar upacara/ritual Hahomion Pangelekan Tao Toba di Sosor Nangka Nagori Asibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon-Kabupaten Simalungun (29/11/2018).

Acara itu mengusung visi 'Pasadahon Roha Dibagas Partondion' dan misi 'Patupahon Ulaon Pangelekan Hombar Tu Sahala Ni Da Oppung Sijolojolo Tubu' dan dipimpin tokoh adat juga tokoh penghayat kepercayaan yakni Theodore Galimbad Bakkara dan Togaraja Bakkara.

Tujuan ritual ini dilakukan berdoa dan sekaligus ungkapan pegakuan atas segala salah dan dosa. "Kami percaya bahwa segala bencana atau malapetaka yang terjadi di bumi, di laut dan di udara tidak lepas dari aktivitas manusia dalam memperlakukan alam," kata Ketua Panitia Upacara/Ritual Hahomion Pangelekan Tao Toba Amsen Sidabutar.


Amsen menambahkan, masyarakat khususnya yang  tinggal di sekeliling Danau Toba dan siapa saja yang melintasi Danau Toba agar menjaga kebersihan, menjaga sikap. "Sehingga kita beroleh keselamatan dan terhindar dari bencana," tuturnya.

Hal yang sama juga dikatakan Sedihma Silalahi. Penggiat hahomion juga penasehat ritual “Hahomion Pangelekan Tao Toba,” itu mengatakan, dirinya mendapat wangsit dari para leluhur untuk menyampaikan pesan agar upacara/ritual yang sama dilakukan secara rutin setiap tahunnya secara bergantian di setiap kabupaten yang mengelilingi Danau Toba.

"Dan dilakukan atas dasar kepentingan bersama tanpa harus dilatarbelakangi oleh komunitas atau kumpulan lainnya," pungkasnya.

Menurut kepercayaan turun temurun, Danau Toba hingga saat ini didiami oleh dari leluhur Suku Batak.

Acara dilakukan dengan cara menyajikan seserahan yang diberikan berupa hambing puti sihapas pili, ihan batak, ambulang puti, ambulang mira, ambulang jarum bosi, jeruk purut, daun sirih dan kelengkapannya, itak gurgur dan berbagai penganan khas batak lainnya.

Upacara berjalan lancar sejak pembukaan acara, melarung sesajen di tengah danau hingga melepas 2 ekor merpati putih sebagai lambang kedamaian dan ditutup upacara gondang persahabatan semalam suntuk.

Panitia mengungkapkan, upacara/ritual ini diadakan tidaklah untuk menunjukkan kekuatan pihak-pihak tertentu, namun terlaksananya ritual ini adalah spontan untuk kebaikan bersama.

Pantauan GREENBERITA.com, acara juga dihadiri oleh para penggiat hahomion dari luar kota dan acara ritual turut dikawal Satuan Polisi Air Parapat. (Martha)