Notification

×

Iklan

Iklan

Warga Yang Mandiri Membuat Ciletuh-Sukabumi Raih Unesco Global Geopark

21 Nov 2018 | 14:22 WIB Last Updated 2019-11-10T13:58:17Z
Studi Band Manajemen Geopark Kaldera Toba dipimpin Drs Unggul Sitanggang mewakili Dispubpar Sumut didampingi Debie Panjaitan dari Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba dan Nur Afni Lubis serta penggiat pelaku usaha dan media di wilayah Geosite Kawasan Geopark Toba, berfoto bersama dengan Indah Ali, salah seorang pengerajin Batik di Kampung Batik, Puspa Segar, Ciletuh, Pelabuhanratu.
PALABUHANRATU, GREENBERITA.com - Keinginan untuk diakuinya Geopark Ciletuh masuk menjadi bagian UGG (Unesco Global Geopark) membuat warga Ciletuh menjadi mandiri mempersiapkan wilayahnya untuk menyambut tim assesor.

Ganjaran Kemandirian warga membuat Global Geopark Ciletuh,  Palabuhanratu,  Sukabumi Provinsi Jawa Barat, resmi mendapatkan predikat sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).

"Peran masyarakat sangat besar membuat Ciletuh, Sukabumi dalam meraih Unesco Global Geopark (UGG) dalam sidang Executive Board Unesco ke 204 di Paris, Perancis, 12 April 2018. Bahkan usulan tersebut diterima tanpa perdebatan. Artinya, semua negara menyetujui kawasan Ciletuh, Palabuhanratu, sebagai UGG," ujar Endang Atisna, Pengelola Museum Geopark Ciletuh saat menerima Tim Studi Banding Manajemen Geopark Kaldera Toba yang dipimpin Drs Unggul Sitanggang mewakili Dispubpar Sumutl didampingi Debie Panjaitan dari Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba dan Nur Afni Lubis serta penggiat pelaku usaha di wilayah Geosite Kawasan Geopark Toba di Museum Kaldera Ciletuh, Sukabumi, Jabar, Selasa (20/11).

Dia mengatakan, sebelumnya masyarakat tidak mengerti tentang Global Geopark. Namun setelah ada peran kampus dan anak-anak sekolah di daerah setempat dalam mensosialisasikannya, mereka pun tau tentang Global Geopark.

"Artinya, memuliakan bumi dan mensejahterakan rakyat, itulah yang kami tau tengan Global Geopark. Makanya setelah daerah kita ditetapkan menjadi Global Geopark, pembangunan insfrastruktur pun meningkat. Bahkan produk-produk UKM masyarakat kita semakin mendunia,  seperti batik dan potensi alam maupun budayanya bisa ditampilkan di dunia internasional. Juga bantuan dari Unesco sudah kita rasakan sebagai pengelolanya," paparnya.

Dia menjelaskan, kemandirian masyarakat mendukung Global Geopark juga tidak terlepas dari peran sejumlah perusahaan BUMN dan swasta di daerah tersebut.

"Masyarakat digandeng oleh sejumlah perusahaan BUMN dan swasta untuk pemberdayakan masyarakat untuk menggali potensi budaya, UKM dan alam yang ada di daerah ini, termasuk mensosialisasikan lebih luas tentang Global Geopark," paparnya.

Dikatakannya, saat ini warga sejak dini sudah diwajibkan setiap satu orang menanam satu pohon dari sejak SD, SMP hingga SMA sederajat.

"Pendapatan masyatakat sudah meningkat sekarang ini. Bahkan kini dinas terkait, seperti pertanian, peternakan, pariwisata dan intansi lainnya sudah membuat paket wisata ke Ciletuh, Pelabuhanratu. Karenanya pendapatan warga di sini mulai terus meningkat," paparnya.

Sekarang, sambungnya, masyarakat tanpa disuruh pun sudah langsung dengan mandiri menjaga alam di daerah ini. Mereka sudah merasakan manfaat dari Global Geopark, baik secara ekonomi maupun dalam pelestarian alam bumi dan isinya.

Sementara Indah Ali, salah seorang pengerajin Batik di Kampung Batik, Puspa Segar, Ciletuh, Pelabuhanratu mengatakan, kemandirian desa mereka selama ini membuat Ciletuh Pelabuhanratu bisa meraih Global Geopark selama ini.

"Dalam mendukungnya, kita warga desa memfokuskan diri dalam mengembangkan ekonomi kreatif yang ada di desa ini. Misalnya di desa ini kebanyakan warganya membatik, ukiran dan bertani. Kita bersama warga terus berbenah dalam mengembangkan ekonomi kreatif di desa ini, tentunya dibantu peran dari sejumlah perusahaan swasta untuk membantu kita," ujarnya.

Dia juga mengatakan, sejak masuknya daerah mereka sebagai Global Geopark, penghasilan warga di desa mereka sangat meningkan dibandingkan sebelumnya. Pihak asing sudah banyak yang datang melirik hasil karya dari desa itu, khususnya tentang produk batik.

"Batik kita sudah kita kirim ke Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura dan negara-negara lainya," paparnya.

Malah lanjut dia, dalam suatu perlombaan Batik di Inggris belum lama ini, desa Batik berhasil menjadi juara I. "Kata para juri di Inggris itu, batik kita unik, namanya batik Pakidulan.  Motifnya bentuk kepala Banteng. Sedangkan perwarnanya kita buat dari daun jati, kayu jati, secang (bunga), pandan, batok kelapa, getah daun pisang dan lainnya. Jadi pewarnanya alami, bukan kimia," paparnya.

Menurut dia, dengan berhasilnya batik mereka menjadi juara I di Inggris, sejumlah negara di luar Indonesia sudah banyak memesan batik produk mereka.

"Jadi peran Global Geopark ini sangat membantu perkonomian kita. Banyak manfaat dan perkembangan desa ini setelah ditetapkanga Ciletuh, Pelabuhanratu jadi Global Geopark. Karena kita akan terus mempertahankan Global Geopark ini kedepan," katanya mengakhiri.

Tim Study Banding Geopark Kaldera Toba pada Rabu,  (21/11/2018), rencananya juga akan melakukan kunjungan ke Kantor Pusat Informasi Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu,  Sukabumi. (tanbw)